Kisah di balik kediaman Hos Tjokroaminoto
Berita Features
Kampung Peneleh yang berada di Kelurahan Peneleh Kecamatan Genteng Surabaya ini memiliki potensi wisata yang besar. Kampung lawas ini memiliki berbagai spot wisata yang bernilai historical tinggi. Mulai dari kediaman HOS Tjokroaminoto, rumah kelahiran Bung Karno, masjid tertua peninggalan Sunan Ampel, toko Buku Peneleh, hingga makam Belanda.
Ana Riana Ketua RT 2 RW 4 di Jalan Peneleh Gang VII Kelurahan Peneleh Kecamatan Genteng mengatakan, kampung Peneleh mulai ramai dikunjungi oleh warga dari Surabaya maupun luar Surabaya sejak tahun 2009. Saat rumah HOS Tjokroaminoto mulai ditemukan memiliki nilai sejarah. Lantaran sebagai rumah belajar para tokoh pemuda perintis kemerdekaan termasuk Presiden pertama Indonesia yaitu Ir. Soekarno.
Sebelumnya, ahli waris rumah HOS Tjokroaminoto ini yang juga ayah dari artis Maia Estianti, menitipkan kunci rumahnya ke seseorang. Lalu rumah ini sempat dijadikan kos-kosan. Namun setelah ditelisir lebih jauh dan ternyata ahli warisnya mengungkap nilai sejarah rumah dua lantai itu ternyata tinggi, maka orang banyak datang ke kampungnya untuk belajar sejarah. Rumah HOS Tjokroaminoto tersebut telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Rumah ini sekarang sudah banyak dikunjungi juga oleh para turis dari luar negeri. Istri Bung Karno yang dari Jepang juga pernah datang untuk melihat rumah HOS Tjokroaminoto ini.
Dari segi bangunan, rumah ini sangat dijaga outentiknya. Rumah ini memiliki dua lantai yang tentunya memiliki banyak sekali kisah yang berkaitan dengan kemerdekaan Indonesia. Rumah dengan luas 9x13 meter ini di lantai pertama digunakan oleh Tjokroaminoto sebagai rumah bersama keluarga dan di lantai duanya dibuat kos-kosan. Tak main-main yang menyewa ruang kos di lantai dua rumah milik Tjokroaminoto ini adalah Ir. Soekarno, Semaoen, Alimin, Musso, Kartosoewirjo. Mereka semua adalah pemuda-pemuda yang berpengaruh terhadap bangsa.
Tatanan ruang yang sama dan beberapa replika dekorasi serta informasi tentang Tjokroaminoto dan orang yang pernah tinggal disana, dapat kita temui di museum ini. Bekas kos para pemuda bangsa pun dapat kita saksikan juga disana. Dan tak lupa juga dibagian ruang tengah terdapat tanda atau bukti tentang peresmian museum ini sebagai cagar budaya yang diresmikan langsung oleh Pemerintah Kota Surabaya.
Itulah kenapa kampung Peneleh ini termasuk salah satu kampung kuno Surabaya. Di kampung inilah jejak sejarah ratusan tahun terekam pada artefak-artefak yang hingga kini masih bisa dilihat, mulai dari makam, masjid, pasar, perkampungan, hingga rumah-rumah bersejarah.
Rentang waktunya demikian panjang, mulai dari masa pra-Islam, masa Islam awal, masa kolonial, hingga masa pergerakan kemerdekaan. Sebuah kampung yang menjadi saksi perjalanan Soerabaia, bahkan Indonesia, dalam menghadapi pergantian zaman.
Komentar
Posting Komentar