Kampung Peneleh yang Penuh Akan Nilai Sejarah
Berita Straight News
Kampung Peneleh terkenal sebagai kampung pahlawan. Hal ini dikarenakan tidak luput dari peristiwa 10 November. Pada zaman dahulu tempat ini merupakan tempat H.O.S Cokroaminoto. Dan tempat ini memiliki banyak sekali sejarah. Karena tempat ini memiliki banyak sekali bangunan kuno, maka Pemerintah setempat (Pemerintah Kota Surabaya) meresmikan tempat ini sebagai cagar budaya sekitar tahun 2015. Pada zaman Belanda, yang memiliki peran penting adalah H.O.S Cokroaminoto karena beliau juga mendidik 4 putra bangsa yang memiliki sikap nasionalis yang berbeda-beda. Ada yang agamis maupun komunis. Selain itu, pada zaman revolusi Ir. Soekarno dan Ruslan Abdul Gani juga pernah tinggal disini.
Di kampung peneleh juga terdapat sebuah toko buku yakni “Toko Buku Peneleh” yang bertempat di Jalan Peneleh VII. Disini menyediakan berbagai macam buku sejarah, agama, dan ilmu umum lainnya. Selain itu juga, di setiap dinding toko buku ini juga terdapat foto foto para pahlawan pada jaman dahulu.
Tidak jauh dari toko buku peneleh berada, terdapat pula rumah peninggalan dari H.O.S Cokroaminoto. Bangunan ini sendiri sudah menjadi cagar budaya pada tahun 1996. Akan tetapi baru diresmikan sebagai museum oleh Pemerintah setempat (Pemerintah Kota Surabaya) pada 27 November 2017. Pada awalnya rumah ini juga telah dibuka untuk umum sekitar tahun 2009, namun karena jumlah pengunjung yang masih sedikit maka rumah ini dititipkan pada penduduk sekitar dan untuk jam bukanya ataupun jam operasionalnya pun tidak tentu. Pada tahun 2016, jumlah pengunjung mulai meningkat dan karena adanya permintaan dari ibu Tri Rismaharini selaku walikota Surabaya untuk menambah jumlah museum di Surabaya, maka rumah ini diresmikan sebagai museum dan ditambahkan koleksi koleksinya.
Untuk bangunannya sendiri pun, Pemkot Surabaya hanya merenovasi supaya mengembalikan keasliannya. Karena rumah ini sebelumnya pernah ditempati oleh orang lain, kemudian diteliti kembali struktur bangunannya. Dibedakan mana yang asli dan mana yang tambahan. Setelah itu, bangunan yang tambahan kemudian dibuang, dan dilakukan secara bertahap pula. Setelah melalui proses itu, dilakukan perawatan ulang seperti melakukan pengecatan dan masih banyak lagi.
Komentar
Posting Komentar